Halaman

Senin, 28 Maret 2011

Bersama Senja

Bersama Senja yang saya maksud bukanlah saya sedang bersama Senja Hari Christopher teman kuliah saya dulu (benar loh namanya Senja Hari Christopher, kalau gak percaya cek aja di FB Saya :p)


Bersama Senja, adalah hal yang saya lakukan tiap hari pada saat jam pulang kantor tiba. Saat bersama senja, saya sering berbicara dengan diri saya sendiri, dan senja selalu setia menemani. Sebenarnya ada keinginan untuk cepat sampai di kosan, tidak perlu menghabiskan waktu bersama Senja. Saya bisa tidur cepat, beristirahat dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjuangan besok. Tapi, berhubung tempat tinggal yang jauh, daripada lama di jalan karena macet, lebih baik saya menghabiskan sore menjelang malam bersama senja, sambil bercerita. Saya bisa menceritakan hal apa saja, sama seperti hal yang saya ceritakan kepada Tuhan.


Saya lebih senang pulang setelah senja pergi, dan memilih melihat senja dari jendela.Setiap hari saya merasa bahwa ada hal yang harus saya ceritakan kepada senja.
Di hari libur, saya lebih senang berjalan bersama senja. Menghabiskan sore dan menunggu datangnya malam dengan duduk-duduk, sambil melihat bagaimana yang namanya senja datang dan digantikan malam.


Sempat saya berpikir, apa sebenarnya jenis kelamin atau rupa dari senja, hingga dia mampu membuatku menghipnotisku dan begitu mengaguminya.


Bagiku senja itu seperti ibu, Yang mampu memberi kehangatan saat semua serasa penat.
Senja itu seperti seorang teman, yang ada memberikan warna yang indah dalam hidupku.
Senja itu seperti seorang kekasih, yang mampu memberikan perasaan cinta seperti api yang membakar.
Senja itu seperti seorang yang sudah tua, yang mengingatkan kita bahwa hidup ini tidaklah panjang. Sama seperti senja yang digantikan malam, maka hidup kita yang sudah tua pasti akan digantikan dengan kematian. Tapi, senja mampu memberikan kekuatan bagiku untuk tidak takut menghadapi malam. 


Apapun itu, melihat senja, dengan pendar-pendar warna oranye yang dibawanya membuat saya tenang. 
Rasanya seperti ada api yang membakar, tapi tidak sepanas api, dan dibalik bakaran api itu dia memberikan cahaya yang indah dan unik sekali. Ada ketenangan yang dibawanya, yang membuatku merasa lepas dari semua kelelahan dan penat yang ada.
Warna oranyenya juga seperti seolah-olah memberi kekuatan bagiku agar aku kuat menghadapi malam. Bahwa warna orannye tidak akan berhenti, akan dilanjutkan oleh bulan.


Aku pernah bertanya kepada senja :"Takutkah kamu saat keindahan warna oranyemu harus hilang karena ditutupi gelapnya malam?" 
Namun dia menjawab : "Untuk itulah aku ada. Untuk menunjukkan bahwa sungguh gelap itu ada dan terang itu ada."


Aku bertanya lagi kepada senja:"Panaskah warna oranye mu itu? Karna aku melihatnya seperti api, tapi aku merasa hangat."
Dan senja pun menjawab lagi : "Untuk itulah aku ada. Panas itu akan ku tahan sendiri, agar kau bisa merasakan hangatnya pengorbananku."


Sekali lagi aku bertanya kepada senja:"Apakah kau orang yang sama, yang memberikan warna yang hangat di pagi hari juga?
Dan dengan tersenyum senjapun menjawab:"Aku sama. Hanya saja namaku berbeda dan waktuku untuk menyatakan diripun berbeda. Dan kamu terlalu sulit untuk bertemu aku di pagi hari. Karna kamu memilih untuk tidur. Tapi, aku sama tetap memberikan hangat, cinta dan kekuatan bagimu."


Senja sebagai bentuk transisi alam, suatu momentum yang indah, sama seperti Pagi. Suatu waktu dimana matahari ingin menujukkan bahwa dia bertindak adil. Membuat senja, agar saat matahari pergi dan menyisakan malam yang gelap, orang-orang seperti saya tidak takut. Dia pergi dari belahan bumi ke belahan bumi yang lain, agar semua orang dapat merasakan indahnya.
Senja juga suatu waktu dimana orang disadarkan agar dapat melepaskan kelelahannya bersama malam, dan percaya bahwa ada kekuatan yang diberikan sehingga kita mampu melewati malam.


dan ternyata senja sudah hilang,berganti malam.
Besok aku menunggu senjaku datang lagi.
Dan berbicara tentang hal yang lain, bertanya tentang hal yang bisa dia lihat, namun aku tidak.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar