Dalam suatu Suku yang
terkenal besar dan terkenal akrab dengan suku lainnya, tertuang salah satu
titah Raja yang menyatakan untuk tidak memberikan salam menurut bahasa suku
mereka kepada suku lain dan mengucapkan selamat kepada suku lain saat suku lain
merayakan ulang tahun raja mereka. Atau secara singkat Suku Besar itu hanya
boleh memberi salam kepada sesama Suku Besar dan hanya boleh merayakan ulang
tahun dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada Raja Suku Besar.
Siapa saja yang melanggar
titah Raja itu dianggap sebagai penghianat dan akan diberi hukuman : keluar dan
dikucilkan dari suku, karena dengan memberi salam dan ucapan selamat maka orang
itu dianggap menjadi bagian suku lain.
Berpuluh-puluh tahun Sang Raja
memerintah dan rakyatnya hidup dalam kecukupan, berbahagia, hidup rukun dengan
sesama dan selalu memuji-muji Raja. Semua titah Raja mereka ikuti dan sungguh
sang Raja sangat kharismatik di mata rakyatnya.
Sampai akhirnya Raja meninggal.
Tapi titahnya masih terus diikuti karena dianggap memberi aturan yang baik
untuk kehidupan Suku Besar tersebut. Seiring dengan bergantinya tahun keturunan Raja dan orang-orang yang
mengagumi Raja semakin banyak.
Tahun berganti tahun dan jaman
kerajaan berganti juga menjadi masa kejayaan komputer. Suku yang besar tadipun
sudah mulai mengikuti masa kejayaan itu. Beberapa titah Raja yang sudah tidak
sesuai, dikesempingkan oleh Suku Besar tersebut. Suku itupun mulai hidup dalam
kecemaran. Sering mereka melakukan beberapa perbuatan yang tidak sesuai dengan
Titah, diantaranya mulai mabuk-mabukkan, mencuri, melakukan fitnah dan tindakan
yang tidak terpuji. Sebagian dari Suku Besar itu mulai meninggalkan titah Raja,
namun masih ada beberapa orang yang masih hidup sesuai dengan Titah.
Suku Besar tadi, tetap hidup
berdampingan dengan suku yang lainnya. Dalam kehidupan yang berdampingan itu, mereka
mulai memberi salam kepada bukan yang sesuku dengan mereka dan menerima salam
juga dari yang bukan sesuku. Tak jarang mereka pun ikut memberi ucapan selamat
kepada suku lain yang merayakan ulang tahun raja mereka.
Orang-orang yang masih keturunan
Raja tidak terikut dengan pelanggaran yang terjadi, bahkan mereka masih memuja
ajaran dan Titah Raja. Mereka mulai melihat bahwa keadaan sekarang sudah tidak
sesuai dengan ajaran Raja dahulu. Mereka
mulai mendakwahkan kembali Titah-titah Raja yang sudah lama dilupakan,
merangkul orang-orang yang masih hidup sesuai dengan Titah Raja agar mereka
kembali menegakkan Titah Raja yang telah memberikan masa-masa keemasan untuk
mereka. Hingga akhirnya sebagian besar dari Suku tadi mulai menghidupi Titah
Raja lagi sehingga mereka menjadi sangat kharismatik hidupnya.
Namun , terjadilah hal-hal
yang mulai bergesekkan. Antara Suku Besar dengan Suku lainnya.
Saat suku lain datang, mereka
menganggap suku lain itu sebagai bukan bagian dari mereka. Mereka tidak lagi
mengucapkan salam kepada suku lain. Karena sesuai titah Raja, jika mereka
mengucapkan salam kepada suku lain mereka adalah bagian dari suku itu dan bukan
bagian istimewa dari Suku Besar. Saat suku lain merayakan peringatan hari
ulangtahun raja mereka, maka mereka sudah tidak lagi mengucapkan selamat,
karena mereka takut dihukum.
Tapi dalam perbuatannya, tak
jarang juga mereka yang sudah kembali kepada Titah Raja masih terjatuh dalam
berbagai pelanggaran dan kecemaran. Mereka mulai mengambil hak yang bukan hak
mereka secara diam-diam, melakukan tindakan-tindakan kecurangan yang kecil,
mereka membunuh orang yang bukan dari suku mereka, mulai membenci orang yang
tidak sesuku dengan mereka dan pelanggaran kecil lainnya.
Manakah yang lebih buruk apabila melanggar titah raja tadi? Manakah yang lebih pantas mendapat hukuman apabila dilanggar oleh Suku Besar itu? Memberi salam kepada orang yang bukan sesuku dan ucapan selamat kepada yang bukan sesukukah atau melakukan kecurangan-kecurangan kecil yang merugikan orang lain? Memberi salamkah atau mengambil hak yang bukan hak mereka secara diam-diam? Apakah salah kalau hanya memberi salam dan ucapan selamat kepada orang yang bukan sesuku?
Suku itu tidak salah, tidak
juga raja yang salah. Tapi hanya mengapa titah raja tidak bisa fleksibel
mengikuti kasih kemanusiaan yang tidak memandang suku dan selalu bergerak
kepada siapa saja yang membutuhkan.
"Ujilah segala sesuatu dan lakukanlah yang baik"
hanya ilustrasi untuk membuat hidup sedikit lebih baik....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar