Halaman

Senin, 28 Februari 2011

Really love this song ^_^


Sangat suka dengan lagu ini....
Musiknya beda...
Liriknya juga bagus. Bercerita bahwa harapan itu bukan untuk dipandangi, tapi harus diwujudkan..
Jangan mau diiming-imingi harapan tanpa ada konsep untuk mencapainya.

Ini dia liriknya:


coba-coba katakan kepadaku bahwa kita sedang berjalan menuju satu alasan,janganlah kau katakan bila kita memang tak ada tujuan, dari apa yang dijalankan,
Reff:
aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan,
terlena akan manis cinta dan berujung kecewa,
aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti,
lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..
coba-coba katakan kepadaku sekali lagi bila kita memang benar akan kesana,
buktikan dan buat aku percaya bahwa kita bisa, mewujudkan bahagia,
back to reff
habis sudah semua rangkai kata
telah terungkap semua yang kurasa
yang kuingin akhir yang bahagia.. hoo..
back to reff

B E D A | b e d a

Kita memang beda..

Apapun cara yang kita lakukan untuk menyamakannya, bagi ribuan orang kita tetap beda

Kita memang sama-sama manusia, tapi kata mereka Tuhan kita beda

Kita memang sama-sama bernafas membutuhkan oksigen, tapi kata mereka Tuhan kita beda

Kita memang sama-sama punya cita-cita untuk masa depan yang indah, tapi kata mereka Tuhan kita beda

Tidak akan ada yang bisa menyatukan kita.. Tidak ada yang bisa menyatukan Tuhan kita

Aku salah, ada satu yang menyatukan kita. Kita akan dianggap satu dibawah bendera “Agama” Kalau agama kita sama, ribuan orang di dunia pun akan mengakui kalau kita sama.

Kita memang beda..

Sama saat aku menyebut kendaraan roda dua dengan nama “kereta” dan kau menyebutnya “motor”

Sama saat aku menyebut kendaraan roda empat dengan nama “motor” dan kau menyebutnya “mobil”

Karena aku orang Sumatera dan kau orang Jawa. Padahal kita sedang tinggal dalam satu negara yang sama, dengan bahasa yang sama, tapi untuk satu benda saja kita menyebutnya beda

Kita akan sama,

Saat pada waktu yang sama kita melihat kendaraan yang sama dan kita sama-sama menunjuk benda yang sama sambil meneriakkan “motor dan kereta” atau “mobil dan motor”

Kita akan sama,

Saat Tuhan yang saat ini kita sembah datang, dan kita akan sama-sama menyebut DIA “TUHAN” atau “GUSTI” atau “ALLAH” tanpa ada embel-embel agama.


Tapi, tak apalah untuk saat ini kita beda,

Hingga DIA yang satu-satunya datang……

Kata orang perbedaan itu indah.

Indah saat yang berbeda itu disatupadukan dan disusun akan membentuk harmoni, sama seperti orchestra.

Harmoni disusun dari perbedaan suara-suara alat music dan nada-nada yang tidak sama satu dengan yang lain.

Mari..

Kita susun perbedaan yang ada diantara kita untuk membentuk satu harmoni.

Harmoni yang tersusun dengan nada-nada kemanusiaan.

Kita adalah alat musiknya yang menghasilkan suara-suara yang berbeda.

Hati nurani kita yang menjadi konduktornya.

Kita akan menyanyikan harmoni tersebut, hingga dia yang SATU-SATUNYA datang.

Harmoni yang dihasilkan lebih indah dari nyanyian-nyanyian yang ada dalam sembahyang dan ibadah kita.

Kamis, 17 Februari 2011

simple love

Dalam perjalanan ke Dufan dari stasiun kota ke harmoni, Selasa 15 Februari yang lalu, di dalam busway naiklah sepasang suami istri dan dua orang anak mereka.


Bila diamat-amati, usia mereka kira-kira 27-30 tahun, dan memiliki anak yang berumur 3 tahun dan 1 tahun.

Sebenarnya saat pertama dilihat, tidak ada yang menarik dari keluarga ini. Biasa saja.

Style-nya biasa saja, barang bawaannya pun biasa saja, dan percakapan diantara mereka yang sempat saya kupingin juga biasa saja. Nothing special....so simple.


Setelah beberapa menit di perjalanan, barulah ada hal yang luar biasa yang dapat saya tangkap dari keluarga ini. Bukan dari 2 anak mereka yang lucu, tapi dari sepasang suami-istri itu.

Istrinya yang mendapatkan tempat duduk dan suaminya yang berdiri, tiba-tiba saling merangkul tangan. Tidak terkesan vulgar namun sederhana, dan benar-benar tulus.

Wah....pemandangan yang jarang saya lihat di Jakarta bagi pasangan suami-istri yang sudah memiliki anak.

Mereka tetap menunjukkan kemesraan mereka dalam bentuk yang sederhana sekali, tapi tulus tanpa ada embel-embel yang lain.


Sayang saya tidak berani mengambil keseluruhan foto mereka. Ntar saya dikira mau macam-macam dengan mereka.Jadi hanya tangan merekalah yang bisa ku ambil fotonya.


Hanya membuat saya berpikir, can i be like them one day? Love my lifetime partner with whole-souled in a simple way??



Mengutip sebuah puisi karya Sapardi Djoko Damono :

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

dengan kata yang tidak sempat diucapkan api kepada kayu yang menjadikannya abu


Aku ingin mencintai mu dengan sederhana,

dengan kata yang tidak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada...."